Tuesday 20 August 2013

Muslim AS.

Hanya Karena Ikut Dakwah Jamaah Tabligh, Muslim AS di Larang Kembali ke AS

U.S. citizen detained

Seorang ‘Muslim’ Amerika telah ditahan di lembaga pemasyarakatan yang tidak manusiawi di Bangkok selama sepuluh hari setelah ia ditolak penerbangan ke tanah airnya di Southern California, pejabat AS membantah memberikan penjelasan atas penahanan seorang Muslim tersebut.
“Mereka memperlakukan saya seperti binatang,” kata Rehan Motiwala, seorang mahasiswa kedokteran 29 tahun dari Pomona, California Selatan, Los Angeles Times pada hari Sabtu, 29 Juni.
Mengacu pada hari penahanannya di bandara Bangkok, Motiwala mengatakan ia harus tidur selama 10 malam di kasur tipis , di ruang tahanan berjendela yang disediakan untuk orang orang yang akan dideportasi.
Mahasiswa Amerika, yang orang tuanya berasal dari Pakistan, mengambil cuti dari sekolah kedokteran tahun lalu dan melakukan perjalanan ke Pakistan untuk mengunjungi kerabat.
Kemudian, ia pergi ke Indonesia untuk berdakwah dengan kelompok Jamaah Tabligh, secara luas dianggap jamaah yang damai dan menghindari aktifitas politik.
“Kami meminta orang untuk datang sholat jamaah di masjid, berbicara tentang kebesaran Allah, duduk di pertemuan dan mendengarkan doa-doa.” Motiwala , aktifis jamaah tablig itu mengatakan.
Setelah menghabiskan enam minggu dengan para da’i di Indonesia, Motiwala memutuskan untuk kembali ke Amerika Serikat pada awal Juni, berharap untuk berada di rumah pada waktunya untuk peringati  hari ayah dan untuk melanjutkan studinya di Texas Tech.
Permasalahan dimulai pada tanggal 13 Juni ketika ia mencoba untuk melakukan perjalanan dari Jakarta, Indonesia, ke Los Angeles.
Di bandara Bangkok , staf maskapai penerbangan di Bangkok menolak untuk mengeluarkan dia boarding pass untuk penerbangan connectingnya, petugas itu tidak memberikan penjelasan.
Setelah tertidur di bangku-bangku dan berkeliaran di terminal bandara hingga empat malam tanpa penjelasan , Motiwala diberitahu bahwa seorang pejabat Departemen Kehakiman telah tiba dari Amerika Serikat untuk menginterogasinya.
Ia menolak untuk menjawab pertanyaan tanpa didampingi pengacara, lalu pejabat AS tersebut meninggalkan dia dalam tahanan pihak berwenang Thailand.
Menurut pengacara Motiwala, para pejabat AS tersebut berusaha untuk menggertak dia, salah satu dari mereka mengatakan kepadanya bahwa kembali ke AS adalah sebuah keistimewaan, dan bukan hak. Dan para pejabat AS itu dengan sinis menyarankan silahkan saja pergi ke Afghanistan sebagai gantinya.
Setelah meninggalkan, atase hukum AS itu mengatakan kepada pihak berwenang Thailand: “Kami tidak peduli apa yang terjadi dengannya dan apapun yang Anda inginkan padanya..”
“Tanggung jawab pemerintah AS –lah untuk memfasilitasi kembalinya orang ini,” kata Fatima Dadabhoy, seorang pengacara dari Dewan Hubungan Amerika-Islam di Los Angeles, yang mewakili Motiwala.
“Apakah ia  berada dalam list atau tidak di daftar larangan terbang, mereka harus bisa pulang.”
Perjalanan mimpi buruk Motiwala akhirnya berakhir Jumat pagi ketika ia diberikan izin untuk terbang dari Bangkok.
Sesampai di  Los Angeles, Petugas Pabean dan Perlindungan Perbatasan AS kembali menahannya untuk diinterogasi selama lebih dari tiga jam, menyita laptop, hard disk eksternal, flash drive, kartu SIM dan data data  lainnya.
Pada bulan Mei lalu , lima belas Muslim Amerika, termasuk empat veteran militer, menggugat pemerintah federal atas ditempatkan pada daftar “larangan terbang” tanpa alasan yang jelas
Sebelumnya pada 2011, sebuah keluarga Muslim Amerika ditendang dari penerbangan JetBlue karena anak mereka yang hanya berumur 18 bulan sudah ditandai sebagai larangan terbang karena diduga Teroris.
Pada tahun 2009, sembilan anggota keluarga Muslim telah ditolak terbang dari AirTran Airways penerbangan domestik ke Orlando, Florida,  hanya karena  mereka bercakap-cakap tentang dimana kursi mereka di pesawat. (OI.net/Dz)

Tuesday 9 July 2013

"Boikot Kurma Israel"



Ramadhan tiba, Muslim Inggris gencarkan "Boikot Kurma Israel"

Selasa, 1 Ramadhan 1434 H / 9 Juli 2013 12:40
Ramadhan tiba, Muslim Inggris gencarkan "Boikot Kurma Israel"
INGGRIS (Arrahmah.com) – Komunitas Muslim di Inggris berencana untuk meluncurkan kampanye Ramadhan selama bulan Ramadhan menentang pendudukan “Israel” di wilayah Palestina, lansir Muslims Today pada Senin (8/7/2013).
Kampanye ini menyarankan umat Islam untuk memboikot kurma “Israel” yang diproduksi di pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan Jordan Valley mulai Jumat 21 Juni – kira-kira dua minggu sebelum Ramadhan.
Hampir setengah dari para pemukin Yahudi menanam kurma di Jordan Valley, wilayah perkebunan yang paling menguntungkan, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kelayakan ekonomi mereka.
Asosiasi Muslim Inggris (MAB) menyatakan akan mengadakan aksi hari nasional melawan penjajahan “Israel”.
“Kami ingin menarik perhatian semua orang dengan kampanye ‘Periksa Labelnya – Boikot Kurma Israel’ dengan mengadakan sebuah aksi hari nasional,” kata MAB dalam sebuah pernyataan.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi distribusi selebaran di halaman masjid-masjid setelah Shalat Jumat dan memasang poster di [dekat] masjid dan toko-toko lokal.
Mereka juga akan mendata supermarket besar yang menjual kurma “Israel”, di mana beberapa dari kurma-kurma tersebut, seperti Asda, Sainsbury, Marks & Spencer, Waitrose dan Tesco dilabeli produk kurma “Israel”.
Kampanye melawan penjajahan “Israel” didukung oleh lebih dari 20 organisasi, termasuk Friends of Al-Aqsa dan Palestine Solidarity Campaign, kelompok anti-”Israel” terbesar di Inggris dan Eropa.
Kuantitas besar produk “Israel” adalah kurma Medjoul, yang tumbuh di pemukiman ilegal “Israel” di Tepi Barat yang diduduki dan Jordan Valley.
“Membeli kurma-kurma ini akan berarti bahwa uang Anda akan turut mendukung pencurian tanah rakyat Palestina dan penindasan rakyat Palestina,” tegas MAB.
“Israel” mengklaim pemboikotan ini akan merugikan warga Palestina yang bekerja di wilayah pemukim Yahudi.
Para aktivis MAB pun meyanggah dan memaparkan bahwa warga Palestina yang bekerja di sana mendapatkan upah yang sangat sedikit.
Berdasarkan Kampanye Boikot “Israel” di Inggris, lebih dari 50 persen kurma Medjoul dunia diproduksi di wilayah Palestina yang diduduki “Israel” dan 60 persen dari kurma-kurma pemukiman ilegal “Israel” ditanam di perkebunan di Lembah Yordan. Hanya dari produksi kurma di wilayah yang mereka curi dan duduki, “Israel” mendapat keuntungan sebesar $ 265.000.000 pada tahun 2011. (banan/arrahmah.com)

"Boikot Produk Iran"

Kuwait serukan "Boikot Produk Iran"

Selasa, 1 Ramadhan 1434 H / 9 Juli 2013 15:11
Kuwait serukan "Boikot Produk Iran"
Seorang pembeli membaca label pada produk di Kuwait, dimana sejumlah supermarket telah menarik produk Iran dari rak mereka. [Raqaa Sultan / Al-sayid]
KUWAIT (Arrahmah.com) – Sebagai bagian dari sebuah kampanye populer untuk memprotes intervensi Iran dalam perang di  Suriah, sejumlah perhimpunan koperasi Kuwait telah menghilangkan produk Iran dari rak mereka, lansir Al-Shorfa pada Senin (8/7/2013).
Dari sekitar 55 perhimpunan koperasi di Kuwait, 11 diantaranya berpartispasi dalam memboikot produk Iran. Koperasi-koperasi tersebut adalah Bayan, Al Raqa, Hadiya, Khaitan Al-Andalus, Al-Yarmouk, Al-Sabah Al-Aridhiya, Sabah al-Salem, Sabah al-Nasserm dan Abdullah al-Mubarak.
Sekitar sembilan dari koperasi ini mengumumkan pemboikotan mereka kepada surat kabar harian Kuwait dan menyatakan aksi mereka merupakan perlawanan terhadap intervensi Iran dalam pertempuran di Suriah.
Perhimpunan koperasi konsumen di Kuwait mendominasi pasar ritel di negara itu di mana mereka menawarkan pilihan produk makanan dan rumah dengan harga yang tidak mahal, dan manajemen mereka berada di bawah naungan Departemen Sosial dan Tenaga Kerja.
al-samhan
Abdul Aziz Al-Samhan, kepala Kuwaiti Union of Co-operative Consumer Societies [Raqaa Sultan / Al-sayid]
Abdul Aziz Al-Samhan, kepala Kuwaiti Union of Cooperative Consumer Societies mengatakan, “Beberapa pimpinan perhimpunan koperasi menanggapi seruan masyarakat, dan pada basis ini, produk Iran telah dihapus dari rak. Tapi keputusan ini belum tentu dilakukan oleh semua koperasi, karena tergantung pada keinginan konsumen dan sejauh mana dewan perhimpunan koperasi menanggapi permintaan ini.”

Ketua Al-Raqa, Fahd al-Athab mengatakan kepada Al-Shorfa bahwa dewan koperasinya merupakan di antara yang pertama menanggapi boikot dalam menanggapi Pemegang Saham dan panggilan publik untuk bertindak.
Sementara itu, ketua Bayan, Yasser al-Kandari menyeru untuk bergabung dengan kampanye koperasi ini dan meminta masyarakat Kuwait dan yang lainnya untuk tidak membeli produk Iran di semua outlet.
Tujuan di balik kampanye ini adalah untuk menekan Iran agar mempertimbangkan kembali posisi mereka yang membantu rezim Suriah, katanya.
Ketua Sabah al-Nasser, Sultan Lafi al-Mutair, mengatakan kepada Al-Shorfa bahwa penghapusan produk Iran dari rak mereka tidak akan mempengaruhi [atau menyulitkan] konsumen karena koperasi akan memberikan produk alternatif dari berbagai negara lain.
“Setelah menghapus produk Iran, produk alternatifnya akan disediakan sehingga pelanggan tidak akan menderita kekurangan produk apapun, karena kami tertarik untuk memenuhi permintaan pelanggan kami,” katanya. (banan/arrahmah.com)

Saturday 6 July 2013

Tentara Mesir lepaskan tembakan



Tentara Mesir lepaskan tembakan ke arah Muslim yang tengah melaksanakan sholat

Ahad, 28 Sya'ban 1434 H / 7 Juli 2013 07:08
Tentara Mesir lepaskan tembakan ke arah Muslim yang tengah melaksanakan sholat
KAIRO (Arrahmah.com) - Pertempuran jalanan antara pendukung presiden terguling, Muhammad Mursi yang menentang kudeta militer dengan kaum sekuler yang mendukung kudeta sedang berlangsung di kota-kota Mesir.
30 orang dilaporkan tewas selama sehari terakhir dan lebih dari 300 lainnya terluka.  Bentrokan paling keras terjadi di Alexandria.  14 orang telah tewas di sana.  Bentrokan menjadi lebih sering dan sengit.
Di Kairo sedikitnya 4 orang tewas pada Sabtu (6/7/2013) malam.
Pada Sabtu (6/7) pagi, pertempuran jalanan juga terjadi di Ismailia, di timur laut Mesir, di mana menurut laporan yang masuk, tiga orang tewas dan puluhan luka-luka.
Bentrokan juga berlangsung di El Arish, di Sinai utara, di Suez dan Terusan Suez.
Sebuah video yang diposting di YouTube dan didistribusikan oleh sejumlah media Barat dan situs Arab Islammemo, menunjukkan serangan oleh tentara junta kepada jama’ah sholat di kota El Arish, Sinai utara.
Penembakan terhadap Muslim, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, menunjukkan bahwa semua pernyataan dari junta militer hanya kedok verbal untuk teror terhadap rakyat Mesir.  (haninmazaya/arrahmah.com)

Monday 1 July 2013

10 Menteri dan 8 Anggota Parlemen Mesir



10 Menteri dan 8 Anggota Parlemen Mesir Mengundurkan Diri Pasca Demonstrasi Massal

Redaksi – Selasa, 23 Sya'ban 1434 H / 2 Juli 2013 06:50 WIB
kabinet mursiSepuluh menteri Mesir telah mengajukan pengunduran diri mereka setelah demonstrasi massa terhadap Presiden Mohammed Mursi, koresponden Al Arabiya melaporkan Senin.
Sebelumnya, Perdana Menteri Mesir Hisham Qandil telah menolak permintaan pengunduran diri lima menteri tersebut, seorang pejabat senior pemerintah kepada AFP.
Menteri Pariwisata Hisham Zaazou, Menteri Negara Lingkungan Hidup Khaled Abdel-Aal, Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Atef Helmi, Menteri Negara Urusan Hukum dan Parlemen Hatem Bagato, dan Menteri pengairan Abdel Qawy Khalifa menyerahkan surat pengunduran diri mereka pada saat yang bersamaan yang diajukan kepada  Qandil, kata pejabat itu.
Zazou  sudah mengundurkan diri bulan lalu setelah Mursi menunjuk anggota salafi Adel al-Khayat sebagai gubernur Luxor.
Khayat adalah anggota sebuah partai Islam yang terkait dengan insiden di mana 58 wisatawan tewas pada tahun 1997, di kota yang sama.
Namun, Zazou kembali bekerja minggu lalu setelah adanya pengunduran Adel al Khayat atas permintaan sendiri.
Di waktu yang hampir bersamaan , delapan anggota parlemen juga mengajukan pengunduran diri , situs Al Ahram melaporkan Senin. (Arby/Dz)

Ulama Sunni dan Presiden Mesir Mursi



Ulama Sunni dan Presiden Mesir Mursi Menyerukan Jihad Melawan Assad

Cairo (voa-islam.com) Presiden Mesir Mohamad Mursi, memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah, dan menutup perwakilan Kedutaan Suriah di Kairo. Departemen Luar Negeri Mesir juga memerintahkan Kuasa Usaha Suriah, yang mewakili kepentingan pemerintah Suriah, segera meninggalkan Cairo, Jum'at, 14/6/2013.
Dalam pidatonya yang disiarkan telivisi nasional, Mursi menuduh bahwa Bashar al-Assad telah melakukan kejahatan, dan membantai rakyatnya tanpa belas kasihan. Bashar al-Assad telah melakukan kejahatan yang sangat nyata, tegasnya.
Dibagian lain, para tokoh Ikhwanul Muslimin menyerukan kepada kaum Muslimin, dan aktivis Ikhwan di Mesir, dan negara-negara Arab, agar segera pergi berjihad menyelamatkan kaum Muslimin di Suriah yang sekarang terancam oleh kekajaman rezim Syiah Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad.
Sebelumnya, Presiden Mursi yang menghadiri pertemuan Non-Blok di Teheran, dan bertemu dengan Presiden Iran, Ahmadinejad, bulan April lalu, tanpa ragu telah menyerukan kepada Presiden Bashar al-Assad mundur kekuasaannya.
Sikap pemerintahan Mursi dan para pemimpin Ikhwan mendapat sambutan dari Dr. Safwat Hijazi, pemimpin ulama Sunni di Mesir mengumumkan bahwa pihaknya akan membentuk brigade tempur dari warga Mesi untuk berperang di Suriah melawan rezim Bashar al-Assad.
Hal ini disampaikan saat pidatonya pada Muktamar “peran Uama Umat terhadap Tragedi Suriah”, yang diselenggarakan Dewan Koordinasi Islam, pada hari Kamis, “Asosiasi telah mengirim senjata ke Suriah untuk mendukung oposisi selama hampir satu tahun ini.”
Hijazi menambahkan bahwa Asosiasi  Ulama Sunni akan menjadi Asosiasi Ulama yang pertama yang mengirim Brigade Jihad ke tanah Syam (Suriah), tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai Brigade ini, seperti yang dikutip oleh kantor berita Anatolia.
Hijazi mengatakan,”kami tak kalah dibandingkan Rafidhoh (Syiah Imamiyah) dimana ketuanya menuju Suriah, hal itu mengacu pada Hasan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Libanon, dan mereka masuk ke Suriah untuk membunuh kaum Sunni.
Hijazi juga menyatakan bahwa Asosiasi Ulama Sunni di Mesir  telah mendukung revolusi Suriah sejak lebih setahun yang lalu dengan mengirim senjata, Ia mengatakan,”saya katakan terus terang tentang hal ini dengan harapan semua negara ikut mendukung Revolusi di Suriah dengan Senjata pula.”
Para Ulama yang berkumpul di Kairo itu menyatukan sikap mereka atas krisis Suriah dan mengeluarkan pernyataan yang mengecam rezim “sektarian” di Suriah.
“Kita harus berkomitmen untuk berjihad mendukung saudara-saudara kita di Suriah dengan mengirimkan mereka uang dan senjata, serta memasok semua bantuan untuk menyelamatkan rakyat Suriah dari kekejaman rezim sektarian,” kata para ulama dalam pernyataanya.
Sebelumnya, tokoh dan pemimpin Ulama se-Dunia Dr.Yusuf Qardhawi telah mengeluarkan fatwa dan menyerukan jihad melawan rezim Bashar al-Assad. Pernyataan Yusuf Qardawi ini telah mendapatkan sambutan luas dikalangan Muslimi di Dunia Arab, dan mereka bergegas ke medan jihad Suriah.
Nampaknya dengan kondisi yang terjadi di Suriah, di mana kekejaman yang sangat luar biasa telah terjadi, akibat rezim Bashar al-Assad, dan didukung oleh Hisbullah, Irak, dan Iran, dan menghancurkan serta meluluh-lantakkan kehidupan kaum Sunni Suriah yang mayoritas di negeri itu.
Langkah pemerintah Presiden Mohamad Mursi dan para ulama Mesir itu, sebagai langkah menyelamatkan Muslim Sunni di Suriah yang terus dizalimi dengan penuh kekejaman oleh Bashar al-Assad.
Sudah lebih 100.000 ribu Muslim yang tewas, dan ratusan ribu lainnya yang mengungsi, akibat kebiadaban Assad. Muslim se-dunia mesti bersatu-padu mengakhiri kekejaman Bashar al-Assad. Wallahu'alam.

Kekuatan Kiri Ingin Menghancurkan Kekuasaan Islamis di Turki dan Mesir



 

Kekuatan Kiri Ingin Menghancurkan Kekuasaan Islamis di Turki dan Mesir

Istambul (voa-islam.com) Ribuan kekuatan kiri dan unsur-unsur anti pemerintah Turi berkumpul di Taksim Square di Istanbul, Turki. Mereka  berusaha menghancurkan usaha-usaha yang sudah dilakukan oleh pemerintahan dibawah Perdana Menteri Tayyib Erdogan.
Konsentrasi massa ini kembali terjadi setelah Wakil Perdana Menteri, Bulent Arinc, menyampaikan permintaan maaf karena tindakan polisi yang penuh kekerasan ketika menghadapi para demonstran pada Minggu, 2/6/2013.
Arinc mengatakan bahwa protes adalah "sah dan adil" dan "penggunaan kekuatan yang berlebihan" oleh polisi adalah salah.
Suasana di Taksim Square yang selama beberapa hari menjadi basis berkumpulnya massa menjadi meriah ketika mereka menyadari bahwa pemerintah berusaha melakukan rekonsiliasi, ungkap wartawan BBC Paul Mason yang melaporkan dari tempat kejadian.
Selain meminta maaf, Arinc juga menghimbau massa untuk menghentikan demonstrasi dan mengatakan bahwa hal ini sudah diambil-alih oleh "elemen teroris dan kekuatan asing yang ingin menciptakan instabilitas di Turki", tegas Arinc.
Massa dalam jumlah banyak dan beragam aliran latar belakang ideolog, bahkan unsur-unsur seperti  fan sepakbola sampai kalangan profesional, tambah wartawan BBC. Mereka juga meneriakkan kata-kata "Apakah kalian mendengar kami?". Mereka berharap pemerintah akan mendengarkan permintaan mereka.
Tidak demokratis?
Rekonsiliasi yang ditawarkan oleh Arinc sangat kontras dengan jalur keras yang diambil oleh Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, yang mengatakan aksi ini tidak demokratis.
Gerakan yang sekarang ini berlangsung digerakkan oleh unsur-unsur anti pemerintah, dan berusaha menciptakan kekacauan ditengah-tengah keberhasilan pemerintah Erdogan memperbaiki kondisi ekonomi Turki, dan stabilitas Turki yang sangat mapan.
Erdogan mengubah Turki secara total, dan berhasil menghindari campur tangan militer terhadap kekuaasan di Turki. Tetapi, akhir-akhir ini situasi semakin campur aduk, semenjak Turki bersikap keras terhadap  Zionis-Israel, Iran, dan Suriah yang menjadi pemicu adanya kekacauan situasi di seluruh kawasan Timur Tengah, dan Dunia Arab.
Mereka dengan mengggunakan kekuatan kaum buruh Turki, berusaha menggalang kekuatan dan menciptakan huru-hara dan ingin menghancurkan pemerintahan Turki dan stabilitas negara itu.
Dibawah Erdogan, Turki bukan hanya sukses membangun ekonomi negara itu, di mana sekarang Turki menjadi negara yang makmur dengan income perkapita penduduknya mencapai $ 11.000 dolar. Inflasi di bawah 1 digit. Tingkat penggangguran yang rendah, dibawah 5 persen. Pertumbuhan ekonomi  yang relatif baik, di atas angka 4 persen, ditengah-tengah negara-negara Eropa yang megap-megap akibat krisis ekonomi. Turki sekarang menjadi kekuatan ekonomi nomor 4 di jajaran Uni Eropa.
Di bawah Erdogan, Turki mempunyai peranan regional yang sangat efektif, dan Turki mendukung para pejuang Suriah, serta Turki menampung hampir 70.000 pengungsi Suriah. Turki terus meningkatkan kerjasama dengan negara-negara Arab di Timur Tengah. Turki menjadi kiblat dunia Arab, khususnya dalam peruanganannya membela dan mendukung kemerdekaan rakyat Palestina. Bulan Juni ini, Perdana Menteri Turki, Tayyib Recep Erdogan akan melangsungkan kunjungan ke Gaza.
Pemerintahan Turki di bawah Partai AKP (Keadilan dan Pembangunan) yang dipimpin Erdogan menjadi antitesa dari pemerintahan sebelumnya, pemerintahan sekuler, dan selalu gagal mensejaheterakan rakyatnya. Sepanjang sejarah Turki, sejak Kemal Attaturk, Turki belum pernah mengalami perubahan yang lebih baik, kecuali sekarang Turki dipimpin Erdogan.
Keberhasilan Turki dibawah Erdogan ini, yang sekarang diusik oleh kalangna sekuler, kiri dan kaki tangan asing, dan berusaha menghancurkannya. Erdogan melalui sebuah voting yang dilakukan parlemen Turki, melarang minuman keras, dan dituduh Erdogan melakukan Islamisasi di Turki, yang membuat berang kaum sekuler dan kiri, serta unsur-unsur asing yang memanfaatkan situasi di Turki menuju sebuah situasi kekacauan politik.
Sama seperti di Mesir, kekuatan kiri, nasional, sekuler dan liberal di bawah Mohammad el-Baradei, terus-menerus mengguncang pemerintahan Mesir dibawah Presiden Mohamad Mursi, yang berasil mengubah konstitusi Mesir, yang menjadi syariah Islam menjadi sumber hukum tertinggi Mesir. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Upaya mengguncang Turki dan Mesir yang menjadi "mercusuar" kekuatan negara Islam yang mayoritas Muslim, dan memiliki posisi sangat strategis secara regional dan global, sekarang ini terus dihadapkan usaha-usaha yang merongrong negeri yang mayoritas penduduk Muslim Sunni, dan Iran ikut serta memanaskan situasi yang ada dengan menyusupkan agen-agen mereka membuat kekacauan politik di Turki.
Karena, bila Turki dan Mesir berhasil menciptakan kondisi yang stabil, dan makmur, maka ini akan sangat merugikan kekuatan-kekuatan yang tidak memginginkan Turki dan Mesir ini stabil, dan membangun negaranya, maka terus diguncang dengan berbagai aksi yang sangat destruktif, dan itu dilakukan oleh kekuatan sekuler dan  kiri, serta unsur-unsur Syiah. Wallahu'alam.